BAHASA
SEBAGAI JATI DIRI
Disini
kita membahas bahasa sebagai jati diri, pertama yang saya ingin jelaskan Apa
itu “jati diri”. Jati diri itu kita anggap sebagai identitas. Jadi bahasa
sebagai jati diri adalah bahasa sebagai identitas bangsa kita. Dimana kita
sebagai bangsa Indonesia harus membuktikan kalau identitas bangsa di mata
dunia.
Kita
seharusnya bangga Indonesia, karena di Indonesia memiliki beragam bahasa antar
daerah masing-masing. Dan kita juga punya bahasa pemersatu antar daerah yaitu
bahasa Indonesia. Sebagai bagian erat bangsa Indonesia, Bahasa Indonesia
memiliki kedudukan istimewa. Selain itu bahasa adalah cermin dari karakter
bangsa seperti sebuah kutipan “Bahasa Itu Menunjukkan Bangsa”.
Tapi
saya lebih memilih bahasa inggris sebagai bahasa yang paling istimewa. Karena
bahasa inggris termasuk bahasa internasional yang dimana setiap Negara mungkin
mengerti dan paham. Kemarin baru saja saya dari 3 negara, yaitu Thailand,
Malaysia, dan Singapore.
Di
Thailand sebagian kecil masyarakat mengerti bahasa inggris, hanya di daerah
wisata yang masyarakatnya mengerti bahasa inggris. Disana saya sangat susah
berkomumnikasi dengan mereka dikarenakan bahasa yang terbatas, sehingga
terkadang saya menggunakan bahasa isyarat. Mungkin hamper seluruh dunia bisa
mengerti bahasa isyarat/ bahasa tubuh (hehe). Waktu saya berada di Thailand
tepatnya di Phuket, ketika saya melakukan percakapan dengan teman saya
menggunakan bahasa Indonesia. Ada seorang teman yang sedang jalan-jalan
mendengar. Mereka langsung bertanya kepada kita “Orang Indonesia juga mas?”
saat itulah kita bertemu orang satu Negara di Thailand. Orang Thailand mengira
kita sama karena bentuk muka yang hampir mirip dengan orang Thailand.
Berbeda
dengan Malaysia, disana mereka menggunakan bahasa melayu. Mungkin tidak asing
jika bahasa mereka terdengar di kuping kita. Karena alur bahasa yang hamper
sama, tetapi ingat bahasa melayu kadang mempunyai arti yang berbeda dengan
bahasa Indonesia walaupun itu kalimatnya sama. Bahasa disana agak lebih baku di
banding bahasa Indonesia.
Sekarang
kita membahas bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia. Saya asli Palembang,
bahasa Palembang hampir mirip dengan bahasa padang. Saya pernah diajarkan oleh
seorang guru, katanya daerah pesisir mempunyai ucapan bahasa yang sangat
tinggi/sedikit kasar dibandingkan daerah pegunungan. Karena daerah pesisir
mempunyai kehidupan yang keras sehingga berdampak pada percakapan mereka. Jika
orang sunda berbicara dengan orang medan mungkin orang sunda merasa dirinya
seperti sedang dimarahi dikarenakan logat bahasa orang medan yang sedikit
tinggi.
Mau
kita berada dimanapun tetap kita harus menggunakan bahasa Indonesia, karena itu
bagian dari identitas Negara kita. Sekaligus kita juga sebagai pemuda yang
menghargai bangsa.
Sekarang-sekarang
ini banyak anak muda di negara kita yang suka mengganti bahasa indonesia
menjadi bahasa gaul. Yang lagi trend sekarang-sekarang ini yaitu vicky, lucunya
banyak yang menyalah gunakan sebagai ledekan / “joke”. Terkadang ada anak muda
yang memanggil teman menggunakan kata-kata baru seperti “bro” , “gan” , “cuy”,
dan lain sebagainya.
Kembali
lagi ke jati diri masing-masing personal. Jika kita menghargai negara kita,
gunakanlah bahasa yang sesuai tata krama. Jangan menggunakan bahasa yang
mengada-ada. Bahasa indonesia merupakan salah satu bahasa yang susah di
mengerti di dunia. Karena bahasa indonesia menggunakan semua huruf alphabet.
Bahasa Indonesia dimata dunia :
Dijadikan Bahasa Resmi Ke-2 di
Vietnam
Pemerintah Daerah Ho Chi Minh City,
Vietnam, mengumumkan Bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua secara resmi pada
bulan Desember 2007, kata seorang diplomat Indonesia. “Bahasa Indonesia sejajar
dengan Bahasa Inggris, Prancis dan Jepang sebagai bahasa kedua yang
diprioritaskan,” kata Konsul Jenderal RI di Ho Chi Minh City untuk periode
2007-2008, Irdamis Ahmad.
Guna mengembangkan dan memperlancar
studi Bahasa Indonesia, pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia di kota itu
membantu berbagai sarana yang diperlukan beberapa universitas. Sarana yang
dibantu antara lain peralatan komputer, alat peraga, bantuan dosen dan bantuan
keuangan bagi setiap kegiatan yang berkaitan dengan upaya promosi Bahasa
Indonesia di wilayah kerja universitas masing-masing.
Perguruan tinggi itu juga mengadakan
lomba pidato dalam Bahasa Indonesia, lomba esei tentang Indonesia dan pameran
kebudayaan. Universitas Hong Bang, Universitas Nasional HCMC dan Universitas
Sosial dan Humaniora membuka studi Bahasa Indonesia. Irdamis berpendapat
sebagian pemuda Vietnam melihat adanya keperluan untuk mempelajari Bahasa
Indonesia, mengingat kemungkinan meningkatnya hubungan bilateral kedua negara
ini di masa depan.
Dipelajari di lebih dari 45 Negara
di Dunia
Walaupun yang paling efektif merubah
citra adalah merubah realitas, namun peran budaya dan bahasa Indonesia dalam
diplomasi adalah hal yang sangat krusial. Maka dari itu tingginya minat orang
asing belajar bahasa dan budaya Indonesia harus disambut positif. Beberapa
negara yang sudah mempelajari bahasa Indonesia diantaranya adalah Australia,
Jepang, Vietnam, Mesir, dan Italia. Hal ini membuat bahasa Indonesia masuk ke
dalam peringkat 10 besar bahasa yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Paling Populer di Australia
Di Australia, bahasa Indonesia
merupakan bahasa paling populer ke-4. Ada kurang lebih 500 sekolah pada tingkat
pendidikan dasar yang mengajarkan bahasa Indonesia di negara kanguru ini. Sama
seperti di Negara kita, di Australia bahasa Indonesia adalah bahasa yang wajib
dipelajari di tingkat sekolah dasar. Beberapa universitas di Australia ini juga
ada yang menyediakan jurusan bahasa atau sastra Indonesia l. Hal ini membuat
Australia menjadi salah satu negara yang paling populer mengembangkan bahasa
Indonesia.
Pusat Studi Indonesia di Afrika
Salah satu Negara di benua Afrika,
yaitu Mesir tercatat sebagai negara yang paling utama mengembangkan bahasa
Indonesia. Negara piramid dan sphinx ini telah membangun Pusat Studi Indonesia.
Pusat Studi ini ada di Suez Canal University, dan merupakan langkah awal untuk
lebih mendalami Indonesia dari semua aspek, mencakup ideologi, politik, sosial
dan budaya, ekonomi dan pertahanan keamanannya.
Menjadi Bahasa Pilihan di Situs Klub
Sepak Bola
Klub sepak bola di Italia, Juventus,
Intermilan, dan AC Milan telah meluncurkan situs resmi mereka dalam bahasa
Indonesia.
Telah Lama Dipelajari di Jepang
Di negara matahari terbit ini sudah
lama didirikan pusat-pusat studi Indonesia. Salah satunya yang didirikan oleh
Nihon-Indonesia Gakkai atau Perhimpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang pada
1969. Anggota organisasi ini terdiri dari kalangan akademisi Jepang yang
mengajar bahasa dan berbagai aspek tentang Indonesia di berbagai Universitas di
Jepang. Sejak 1992 organisasi ini mulai melakukan ujian kemampuan Bahasa
Indonesia. Hingga saat ini telah tercatat lebih dari 12.500 peserta yang telah
mengikuti tes kemampuan berbahasa Indonesia dalam berbagai tingkatan. Ada
beberapa Universitas di Jepang yang membuka jurusan bahasa Indonesia, antara
lain Universitas Kajian Asing Tokyo, Universitas Tenri, Universitas Kajian
Asing Osaka, Universitas Sango Kyoto, dan Universitas Setsunan. Sementara ada
lebih dari 20 perguruan tinggi di Jepang yang mengajarkan bahasa Indonesia
sebagai mata kuliah pilihan.
BAHASA SEBAGAI ALAT PENCARI KERJA
Saya
coba membahas artikel bahasa sebagai alat pencari kerja. Menurut saya bahasa
inggris salah satu bahasa yang paling penting sebagai alat pencari kerja. Jaman
sekarang banyak perusahaan yang membutuhkan karyawan dengan keampuan bahasa
inggris yang pasif.
Di
perusahaan internasional banyak yang meminta para pelamar melampirkan
sertifikat toefl dan mempunyai skill
minimal bisa berbahasa inggris pasif. Sekarang sudah semakin susah mencari
kerja jika kita tidak mengerti bahasa inggris. Ada untungnya jika kita bisa
menggunakan bahasa inggris, jika kita mencari kerja diluar negeri kita bisa
menggunakan bahasa international
Prof.Emil Salim melaporkan hasil
sensus tahun 1980 yang menunjukan adanya hubungan antara penguasaan bahasa
Indonesia yang baik dengan kesempatan kerja, kesan pertama merupakan hal
penting yang didapatkan oleh para penyaring calon pekerja yaitu bisa
melaui lamaran tertulis dan wawancara dengan pencari kerja tersebut.
Wawancara menjadi bagian terpenting dalam mendapatkan pekerjaan, pada intinya
tujuan wawancara adalah untuk mendapatkan informasi dari pelamar apakah
lowongan yang ada mampu ia laksanakan atau tidak. Ketika pelamar tidak lancar
berkomunikasi dengan penyaring calon pekerja biasanya dianggap tidak mampu
melaksanakan beban kerja lowongan yang ada.
Selain menguasi bahasa lisan dan tulisan, bahasa tubuh juga berpengaruh untuk
menetukan pelamar dapat diterima bekerja atau tidak. Bahasa tubuh adalah
komunikasi pesan tanpa kata-kata melainkan dapat berupa isyarat, ekspresi
wajah, pandangan mata, serta postur dan gerakan tubuh. Pada dasarnya bahasa
tubuh terdiri dari hal-hal yang sering dilakukan seperti cara duduk, berdiri,
menggunakan kedua tangan dan lainya. Menurut para ahli, sebagian besar
komunikai manusia dilakukan dengan non verbal seperti tindakan, ekspresi,
bahkan saat kita gelisah semuanya menggambarkan yang kita rasakan dan bahasa
tubuh juga dilakukan secara tidak sadar, kita melakukannya tanpa berfikir yang
berarti bahas tubuh jarang berbohong.
Saya ingin mengutip sedikit
cerita dari berbagai sumber “Hari Sabtu, 6 Juli 2013 lalu, tim ITB Career
Center berkesempatan meliput Career Workshop yang
diselenggarakan oleh kantor Career Service SBM ITB. Pematerinya adalah Pak J.S.
Kurnia, SE, MBA, Chief of Marketing & Training dari SkillInstitute.
Peserta workshop mendapatkan berbagai informasi dari bagaimana menentukan
karir yang sesuai sejak dini hingga tips agar dapat memiliki daya saing tinggi
dalam meraih karir impian. Salah satu cerita menarik yang disampaikan Pak
Kurnia adalah tentang kemampuan Bahasa Inggris yang menentukan nasib seorang
pencari kerja dalam proses rekrutmen.
Pak Kurnia menceritakan
cuplikan wawancara di sebuah perusahaan nasional. Kisah ini nyata terjadi:
Seorang pelamar lolos hingga
tahap wawancara. Di hari yang ditentukan, pelamar tadi datang ke lokasi
wawancara dan dipersilakan untuk menemui tim pewawancara yang terdiri dari tiga
orang. Para pewawancara memperkenalkan diri dalam Bahasa Inggris dan mengajukan
pertanyaan standar pertama dalam wawancara: “Tell us about yourself.”
Pak Kurnia melanjutkan kisah si
pelamar sambil berkelakar: Mungkin karena si pelamar merasa, 1) Bahasa
Inggris si pewawancara tidaklah persis seperti bule, bahkan ada sedikit logat
Jawa Tegalnya, 2) ia tidak pede dengan cas-cis-cus Bahasa
Inggrisnya, 3) semua pewawancara berkulit sawo matang alias orang Indonesia semua,
tidak ada bulenya, maka ia pun memberanikan diri bertanya, “Pak, Bu, kira-kira
boleh tidak kalau wawancaranya dalam Bahasa Indonesia saja?”
Para pewawancara menjawab,
“Boleh, tentu saja.”
Maka dilanjutkanlah wawancara
tersebut dalam Bahasa Indonesia. Si pelamar tentu merasa lega. Namun,
justru di sinilah letak kekeliruan pelamar tersebut, sebuah kekeliruan yang
bisa dibilang kerap terjadi di mana-mana.
Wawancara itu–percaya atau
tidak, selesai hanya dalam waktu lima menit. Setelahnya, si
pelamar berjabat tangan dengan pewawancara, yang diiringi dengan ucapan
pewawancara, “Terima kasih atas waktunya.“
Menurut Pak Kurnia, kalimat itu
dibaca: “Anda (sudah dipastikan) tidak akan kami panggil ke tahap selanjutnya.”
Mari kita telaah sejenak contoh
tersebut. Mungkin ini juga dapat membantu anda dalam mengevaluasi berbagai
proses rekrutmen yang sudah anda jalani:
1) Ketika pewawancara menyapa
dan berbicara dengan Bahasa Inggris, itu merupakan indikasi bahwa kemampuan
komunikasi dalam Bahasa Inggris memang penting di pekerjaan yang
anda lamar.
2) Bila lowongan pekerjaan yang
anda lamar ditulis dalam Bahasa Inggris, itu juga merupakan tanda yang jelas
bahwa kemampuan berkomunikasi Bahasa Inggris penting dalam pekerjaan tersebut.
3) Bila dalam lowongan
tercantum kalimat seperti, “Good/excellent command in English”, “Able to
communicate in English fluently”, “Minimum TOEFL/TOIEC score…”, itu merupakan
penanda eksplisit, gamblang, terang-terangan, bahwa kemampuan Bahasa Inggris
adalah syarat yang penting untuk melamar ke pekerjaan tersebut.
Itu berarti tak hanya surat
lamaran serta CV saja yang anda poles dengan Bahasa Inggris yang mengkilap.
Dalam tahap rekrutmen selanjutnya, kemampuan komunikasi Bahasa Inggris anda pun
diharapkan semengkilap surat lamaran anda. Dan tentu saja, klaim anda
akan diuji kebenarannya. Salah satunya, ya, dalam proses wawancara.
Pak Kurnia bercerita bahwa
beliau menjalin kerja sama dengan suatu universitas negeri ternama di daerah
Bandung untuk mengembangkan Program Persiapan Karir. Dalam diskusinya membahas
program tersebut, pihak universitas menceritakan berbagai kondisi karir
alumninya selepas mereka wisuda. “Pak Kurnia, kami dari universitas turut
senang. Alumni kami banyak yang bekerja di Singapura, terutama yang berasal
dari program internasional. Gaji mereka besar, sekitar 3000 dolar Singapura.
Kalau dalam kurs sekarang, kira-kira setara dengan 24 juta rupiah per bulan.
Kami sangat bangga.”
Pak Kurnia mengiyakan. Tapi
informasinya ternyata tidak hanya sampai di situ. “Namun Pak, kami prihatin
juga dengan alumni kami yang bekerja di Bandung. Ada yang diterima bekerja
dengan gaji kecil, hanya 1.5 – 2 juta per bulan. Ada juga yang lumayan, gajinya
sekitar 3 juta-an per bulan. Tapi tetap saja, kesenjangannya sangat besar jika
dibandingan dengan penghasilan alumni kami yang bekerja di Singapura,” tutur
pihak universitas.
Penasaran, Pak Kurnia mencari
tahu tentang kisaran gaji di Singapura. Mantan profesional di bidang Farmasi
ini mencari data kisaran gaji di Singapura dari Kelly Services, yang rutin
melakukan survei gaji dari berbagai sektor industri di penjuru dunia tiap
tahunnya. Benar, seperti yang disampaikan pihak universitas, gaji yang diterima
alumninya berada dalam kisaran tersebut. Bahkan angka 3000 dolar Singapura itu
termasuk di bagian bawah dari rentang gaji yang dapat diterima alumni, dalam
contoh ini, di bidang Farmasi.
Dalam contoh yang
disampaikannya, Pak Kurnia mencari data kisaran gaji di industri Farmasi di
Singapura tahun 2011/2012 untuk pekerja dengan pengalaman 1 – 3 tahun:
Rentang gaji yang diterima
pekerja dengan pengalaman 1 – 3 tahun di bidang Farmasi ternyata mulai dari SGD
2800 hingga SGD 4500. Jadi benar bahwa gaji SGD 3000 itu termasuk di level
bawah. Potensi gaji yang bisa diterima ternyata lebih dari itu.
Pak Kurnia pun mengusulkan pada
pihak universitas, “Kalau begitu, Pak, para alumni yang bekerja di Bandung
dengan gaji minim tersebut. melamar kerja saja ke Singapura.”
Jawab pihak universitas, “Ya
itu Pak, masalahnya. Bahasa Inggris mereka…”
Kepada para peserta career
workshop, Pak Kurnia menegaskan, “Dari contoh tersebut, kita dapat
belajar bahwa kemampuan berkomunikasi yang baik dalam Bahasa Inggris bisa
memberi tambahan du-wa-pu-luh-sa-tu-ju-ta-rupiah pada gaji
yang diterima. Dari segi kualitas lulusan, mungkin yang bekerja di Bandung dan
yang bekerja di Singapura tidak ada bedanya. Namun satu aspek yang memberikan
perbedaan besar bagi penghasilan mereka adalah kemampuan berkomunikasi dalam
bahasa asing.”
Kemampuan berkomunikasi dalam
bahasa asing yang baik, dalam hal ini Bahasa Inggris, dapat dikatakan merupakan
sebuah syarat yang tak dapat ditawar lagi jika anda ingin memiliki daya saing
dalam dunia kerja profesional dan karir secara umum. Dengan banyaknya peluang
karir yang ada di sekitar kita, tentunya kita ingin mendapatkan karir terbaik
dengan imbal penghasilan dan fasilitas yang terbaik pula. Namun tentu saja ada
harga yang harus dibayar: salah satunya kemampuan berkomunikasi dalam bahasa
asing yang memadai, bahkan mumpuni.