Menurut sebagian ahli, informasi
hasil riset mengenai bahaya yang terkandung di balik paparan aroma parfum
sering ditanggapi berlebihan terutama oleh aktifis lingkungan yang tak
mendasarinya dengan pengetahuan yang jelas.
Tanpa bisa dipungkiri, mungkin kita
juga pernah merasa pusing sewaktu mencium aroma parfum yang dirasakan terlalu
menyengat. Sebagian ahlinya sendiri belum bisa memastikan mekanisme teoritis
terjadinya gangguan ini selain adanya efek polusi kimiawi yang bisa merangsang
sistem saraf dan mengakibatkan gangguan seperti peradangan dan sumbatan -
sumbatan melalui jalan masuk dari saluran pernafasan individu tertentu.
Tak hanya bagi pernafasan, untuk
alergi kulit pada individu yang mempunyai kulit sensitive berlebih ini juga
memegang peranan yang signifikan. Paparan terhadap aroma ini lebih lanjut akan
beresiko terhadap sistem saraf atas potensi neurotoksik bahan kimia tersebut,
dan dasar ini yang dijadikan sasaran banyak penelitian lanjutan yang akhirnya
mulai membuat regulasi bebas polusi parfum ini menjadi marak di beberapa negara
tertentu
Bahan kimia sintetik yang digunakan
pada proses pembuatan parfum dapat menimbulkan efek pada sistem saraf termasuk
efek neurotoksik dan karsinogenik, yang paling lazim digunakan antara lain
adalah diethylalomine, propylene glycol, ethanol, acetone, sodium lauryl
sulfate dan fluoride ; dengan efek yang bisa menyebabkan kekeringan
tenggorokan, nausea, inkoordinasi hingga koma dari rangsangan sistem saraf
dalam paparan lama dan terusmenerus, kemudian benzaldehyde yang bisa merusak
paru dan ginjal, benzyl acetate yang bersifat karsinogenik dan dapat diserap
dari jalan nafas serta kulit, benzyl alcohol yang punya efek iritatif terhadap
saluran pernafasan, camphor, ethyl acetate yang rata-rata memiliki efek sama
terhadap sistem saraf melalui saluran pernafasan.
Parfum juga merupakan salah satu
dari beberapa bahan yang yang mengandung CFC (Chloro Fluoro Carbon). CFC yaitu
zat yang merubah ozon menjadi oksigen. Jika tidak ada ozon maka sinar ultra
violet yang masuk ke bumi tidak dapat dicegah lagi. Pemicu dampak selanjutnya
dari penipisan ozon yaitu pemanasan global. Selain parfum ada juga AC, kulkas,
bahan pelarut, asap kendaraan bermotor, dll. Namun dari semua pemakaian
tersebut, parfum lah yang memiliki potensi yang paling besar dalam penyumbangan
CFC. Apabila dikalkulasikan, hampir semua remaja, anak-anak bahkan orang tua
memakai parfum.
Hal ini tentu akan berdampak buruk
bagi kelangsungan makhluk hidup dibumi ini. Dampak yang kita rasakan yaitu
ketika hari mendung maka udara akan terasa panas, tidak sejuk. Hal ini
merupakan dampak dari penipisan ozon yang tak mampu lagi menghalangi sinar
ultraviolet yang masuk. Para ahli kesehatan mengungkapkan bahwa manusia yang
terpapar sinar Ultra Violet B & C dengan intensitas yang tinggi bisa
terkena penyakit kanker kulit, katarak mata, hingga penurunan sistem kekebalan
tubuh.
Oleh karena itu, sebaiknya kita
mulai sekarang meminimalisir pemakaian parfum yang dengan cara : Pertama,
gunakan parfum seperlunya saja, tidak berlebihan dalam pemakaiannya. Kedua,
sebisa mungkin gunakan parfum non alcohol. Parfum non alkohol merupakan parfum
yang tidak mudah menguap dan dapat bertahan dibaju beberapa hari. Parfum non
alkhohol dapat dengan jelas dibedakan dengan parfum berakholol. (Soraya
Dayanti Putri)
Sumber :
http://memantau.blogspot.com/2012/07/bahaya-parfum-bagi-kesehatan.html
http://www.bantulonline.com/2013/03/aroma-parfum-lebih-bahaya-dari-asap.html
http://info.gudangparfum.com/waspadai-penggunaan-parfum-di-bawah-sinar-matahari/
http://bisnisku405.blogspot.com/2012/12/ibu-hamil-bahaya-pakai-parfum-bagi-ibu.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Parfum
Sumber Gambar :
http://femalecity.gr/category/tips/page/8/